Liburan Hari Raya Waisak 2558 yang jatuh pada hari Kamis kemarin, membuat galau......halaah, istilahnya ini.. Bagaimana tidak? Mau pergi ke luar kota yang agak jauhan dikit, nggak bisa karena hari Jumat bukan hari libur. Sementara bila bepergian ke obyek wisata yang agak dekat dan terjangkau dalam waktu 1 (satu) hari ....kita kebingungan sendiri. Bingung kan??
Sebagian besar sudah pernah mengunjunginya.......hehehehehe. Ini menggayaa beneran.....nggayaaaa....
Yaahh, mumpung kakang bojo sedang "longgar atine" dan mengajak kami sekeluarga pergi melancong....jiaah.... maka hari itu kami memutuskan untuk pergi berenang dan dilanjut makan-makan. Peduli amat berat badan naik drastis, yang penting pergi rame-rame dan senang-senang.
Kami segera bersiap, setelah menghabiskan makan pagi yang ala kadarnya, kami meluncur ke daerah Prambanan untuk menjemput beberapa keponakan yang unyu-unyu. Tak makan waktu lama, kami segera menuju ke daerah Polanharjo Klaten tepatnya di daerah Cokrotulung. Jangan membayangkan kami menuju ke kolam renang mewah ala hotel berbintang...... Terus terang, kami tak begitu suka. Kami lebih memilih mengunjungi pemandian yang asri, sejuk, dan menantang. Kok bisa? Tentu saja.
Niii......foto-fotonyaa.....
Dikelilingi oleh pepohonan besar dan rindang, pemandian ini menawarkan sensasi berenang yang susah untuk dilupakan begitu saja. Oooohh yaaa? Apa coba buktinya??
Tentu saja. Ada trik khusus bagi siapa saja yang berencana untuk berenang di pemandian ini. Apa itu?
Menurut orang-orang sekitar yang terbiasa mandi (berenang) di pemandian itu, kita harus membenamkan sekujur tubuh hingga kepala ke dalam air. Kenapa memangnya? Iiihh, banyak nanya deeh...hehehehehe
Mereka percaya, dengan cara demikian kita tak akan kedinginan selama berenang di air mengalir yang sejuk dan segar ini. Segar? Huaahh......bagi saya siiihh, membekukan. Bagai air dari kulkas disiramkan ke tubuh yang kepanasan.
Bagi anak-anak, disediakan kolam khusus yang kedalamannya tak lebih dari 1.5 meter dan ketinggian air tak lebih dari 75cm --lebih kurang--.... Tentu saja, ini untuk mencegah agar anak-anak tidak tenggelam karena belum mahir berenang. Tetapi jangan khawatir, karena beberapa penduduk sekitar yang berjualan membuka warung gorengan, menyewakan tikar, menyediakan beberapa minuman ringan dan snack, juga sekaligus menyediakan ban bekas yang bisa digunakan sebagai pelampung.....
Tak hanya anak-anak kecil, beberapa orang dewasa pun tak sungkan menyewa ban tersebut untuk berenang....eeh mandi. Jangan membayangkan mereka menggunakan pakaian renang yang modis dan seksi, memakai celana pendek dan kaus sehari-hari pun oke jugaa...
Berhubung kami berkunjung pada hari libur, kami dihibur oleh pertunjukan live music. Sebuah panggung permanen didirikan di salah satu sudut pemandian, siang itu kebetulan mereka menyuguhkan musik dangdut. Musik yang kata sebagian orang dianggap sebagai musik kampungan. Aaahh, peduli amat dengan anggapan itu.
Buktinya? Beberapa anak-anak dan remaja asyik bergoyang mengikuti irama lagu dangdut yang menghentak. Bahkan ada pasukan joget yang memakai kaus seragam berwarna hitam yang asyik menggoyang-goyangkan tubuhnya. Ulah mereka menyebabkan beberapa pengunjung agak kesulitan untuk berlalu lalang.
Uniknya lagi, beberapa pengunjung dengan santainya duduk di bawah panggung pertunjukan....hahahahahaTentu saja. Ada trik khusus bagi siapa saja yang berencana untuk berenang di pemandian ini. Apa itu?
Menurut orang-orang sekitar yang terbiasa mandi (berenang) di pemandian itu, kita harus membenamkan sekujur tubuh hingga kepala ke dalam air. Kenapa memangnya? Iiihh, banyak nanya deeh...hehehehehe
Mereka percaya, dengan cara demikian kita tak akan kedinginan selama berenang di air mengalir yang sejuk dan segar ini. Segar? Huaahh......bagi saya siiihh, membekukan. Bagai air dari kulkas disiramkan ke tubuh yang kepanasan.
Bagi anak-anak, disediakan kolam khusus yang kedalamannya tak lebih dari 1.5 meter dan ketinggian air tak lebih dari 75cm --lebih kurang--.... Tentu saja, ini untuk mencegah agar anak-anak tidak tenggelam karena belum mahir berenang. Tetapi jangan khawatir, karena beberapa penduduk sekitar yang berjualan membuka warung gorengan, menyewakan tikar, menyediakan beberapa minuman ringan dan snack, juga sekaligus menyediakan ban bekas yang bisa digunakan sebagai pelampung.....
Tak hanya anak-anak kecil, beberapa orang dewasa pun tak sungkan menyewa ban tersebut untuk berenang....eeh mandi. Jangan membayangkan mereka menggunakan pakaian renang yang modis dan seksi, memakai celana pendek dan kaus sehari-hari pun oke jugaa...
~~~~~ooOOOoo~~~~~
Buktinya? Beberapa anak-anak dan remaja asyik bergoyang mengikuti irama lagu dangdut yang menghentak. Bahkan ada pasukan joget yang memakai kaus seragam berwarna hitam yang asyik menggoyang-goyangkan tubuhnya. Ulah mereka menyebabkan beberapa pengunjung agak kesulitan untuk berlalu lalang.
Pokoknya seruuu deeh, nggak bisa berkata-kata lagi. Buktikan sendiri bila kebetulan sedang berkunjung ke Klaten, Jogja atau pun Solo.....sempatkan deh berkunjung ke sini....
Menjelang makan siang, kami melanjutkan perjalanan ke kawasan Janti, dimana terdapat banyak sekali tempat pemancingan, tetapi bukan untuk memancing hehehehehe....
Di kawasan ini, mata pencaharian penduduk adalah memelihara ikan. Ketersediaan air yang melimpah dimanfaatkan benar-benar. Beberapa diantaranya sengaja membuka warung makan untuk melayani para pengunjung.
Sambil menunggu makan siang disiapkan, kami menghabiskan waktu dengan memancing di kolam yang terletak di belakang rumah. Seandainya kita berhasil mendapatkan ikan, kita dpersilahkan untuk memilih: membawa ikan itu pulang dalam keadaan hidup, dibawa pulang dalam keadaan matang (dimasak di tempat) atau dikembalikan ke kolam......dengan catatan masih hidup..... Enak kan?
Naaaahhh, berenang sudah, perut kembali kenyang juga sudah.......akhirnya kami memutuskan untuk pulang.
Ketemu lagi di cerita jalan-jalan selanjutnya yaaahhh.....
=====%%%%%%%%%%=====