Setiap
pulang ke rumah, Ariana mendapati laki laki itu berdiri tegap di ujung
perempatan. Tak peduli hujan, tak peduli angin. Selalu begitu selama
berminggu minggu, bahkan hingga tahun berlalu. Ariana tak pernah
mengacuhkannya, rasa herannya disimpannya dalam hati. Hingga kecelakaan
itu merenggut kebersamaan mereka.
......
Kali
ini Ariana tegak berdiri di hadapan lelaki itu. Dia berdiri tegap
dengan sikap sempurna. Begitu juga Ariana. Sampai senja menghilang dan
mbok Nah membimbingnya pulang ke rumah.
“ ayoo Arin, kita pulang. Besok kita ketemu lagi dengan dia yaa .... “ bujuk mbok Nah selalu. Ariana menurut.
.......
Tangis Ariana pecah ketika lelaki itu tak lagi ada di sana. Mbok Nah tak bisa membujuk gadis itu untuk diam.
Buldozer
semalam telah menghancurkan patung lelaki tegap itu. Sementara amnesia
Ariana, menghalangi penalarannya. Sungguh, mbok Nah tak bisa apa apa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar