Kamis, 22 Maret 2012

Kamar lantai duapuluh tiga


Cerana yang kau ulurkan kini teronggok muram
Usang dan berdebu, bertemankan laba laba
 Di bibir jendela, kamar lantai duapuluh tiga
Seburam kaca yang mengalanginya menatap cakrawala
*****
Anggur yang kau tuang tlah lama mengudara
Sisakan seleret noda merah, dan sehelai karpet basah
Sepotong cerita dan remasan jemari menggigil
Dalam debur genderang jantung, degub sempurna
*****
Temaram lampu berona jingga, berbaur pagut
Hangat menjalar di ujung kelambu
Putaran jarum waktu berlari menjauh
Melesat, bagai tak hendak menunggu
*****

Dan kini, jambangan pun berhias bunga melayu
Tak hendak luruh, meski hari mengejar suluh
Kegelapan tlah luluh, menyusuri jantung kota yang gemuruh
Tak sisakan warta untuk sekedar berbagi keluh
*****

Tidak ada komentar:

Posting Komentar