Minggu, 04 Maret 2012

Melangkah Menjuju Senja [ Sebuah Perenungan ]

Sengaja kuluangkan waktu menyusuri setapak jalan di pinggiran kampung. Hari masih pagi benar, masih kulihat tetes tetes sisa embun semalam, yang menggelayuti ujung ilalang, juga pucuk pucuk cemara yang berjajar menyambut fajar. Nampaknya matahari akan tersenyum cerah pagi ini, hanya sesekali seleret awan putih melintas bersama desau angin. Langit tlah berwarna tembaga kekuningan, menandakan matahari akan segera menyapa hari dan menyebarkan kehangatan untuk mereka yang tlah terjaga dari mimpi.


Entah kenapa, aku punya banyak waktu untuk sendiri kali ini. Semua seakan kompak membiarkanku menanyai hati, menyapa ke kedalaman palung jiwa dan ke luasan samodra yang tersimpan rapi di dada.
masihkah kau simpan gunungan asa sebesar saat pertama ? “ bisikku pada hati. Puluhan tahun tlah kulewati bersamanya, dan aku tak tahu jawab apa yang akan kau beri.
masihkah kau jaga cinta sekuat saat pertama ? “ bisikku pada jiwa. Ribuan hari tlah kulalui bersamanya, dan aku tak tahu kata apa yang akan kau ucap.
“ masihkah kau hangati cemburu dan iri hati sepanas saat pertama ? bisikku pada rasa. Berbilang waktu tlah kulewati bersamanya, dan aku tak tahu keluh apa yang akan kau desah.

...meski tetes embun masih menggelayuti ujung daun
terangguk bersama sapaan bayu
diwarnai semburat jingga rona matahari


saat saat menjelang pergantian waktu
mari nikmati romantisme hati
agar butir pengharapan di awal jumpa
tetap terjaga...





#####

Tlah kutempuh jatah waktuku, separuh atau bahkan lebih. Aku belum mengetahui sampai kapan pastinya. Kini, nanti atau bahkan bertahun lagi. Kulalui dengan irama dan gaya seperti mauku. Mulus dan lancar di awal, tikungan berliku, tanjakan terjal dan juga lobang dalam menganga di pertengahan, dan berharap bila di akhir ini waktuku akan mengalir landai tanpa hambatan.
Setiap orang akan menuju ke satu titik nadir yang entah kapan. Hanya tujuan kita yang sama, dan waktunyalah yang berbeda. Semua tlah punya jatah masing masing, lama atau sebentar.
…….
Dalam perenunganku, aku masih menyimpan sejuta bimbang. Sesekali kubawa berkeranjang keranjang, tetapi sesekali ku tinggalkan. Ada banyak tanya yang sering kusimpan dalam dalam. Bahagiakah aku ??


dalam perenungan menjelang pergantian waktu

selaksa kenangan serasa berkejaran

hari demi hari, bulan berbilang tahun

tak terasa, torehkan berlembar lembar sejarah



saat bersenda, saat berduka

saat semaikan benih kasih sayang

juga saat menangguk sekeranjang cinta

mereka yang terkasih, tertangkup dalam genggaman



yang tersisa hanyalah sejuta tanya

dikelebatan asa yang menjulang

sudahkah kubahagiakan orang orang sekeliling ?


Langkahku tlah menapak ujung pematang. Beberapa bulir padi yang merunduk mencumbui betis telanjangku, mengalirkan lelehan embun yang tersisa, memberikan kesejukan. Beberapa pipit dan burung gereja melintas, menyapa dalam cericit gelisah. Bangau putihpun tetap tegak berdiri satu kaki, menanti mangsa timbul tenggelam di air tenang.
Tlah lewat dua dasa warsa, saat digandengnya tanganku menyapa masa depan. Selama itu pula selalu ada cerita cinta dan air mata di pergantian waktunya. Semuanya mewarnai lembaran hidup yang tengah kugambar dengan anganku, dengan asaku, dengan citaku dan juga dengan kesedihan jiwaku. Biarkan semua mengalir apa adanya, biarkan semua berkejaran sesuai kodratNya.
Kini aku melangkah menuju senja, saat kepalaku terukir sebuah angka. Takkan cukup jemari kita membilangnya, karena butuh bantuan beberapa tangan lagi tuk mencukupkannya. Senjaku masih berwarna, meski sesekali berpendar kelabu kehitaman.
Aku menikmatinya. Seperti kali ini saat bersendiri menyusuri setapak jalan dan pematang. Waktu yang berlalu tlah menempa dinding hatiku untuk tetap tegak, meski palu dan godam setiap saat menempanya, mencoba merobohkan segala asa dan ketegarannya.
Meski terkadang tak mampu kusimpan tangis, tetapi selalu saja tetes embun menyejukkan perasaanku.

Aku akan terus melangkah, hingga kujelang saat malamku. Saat dimana aku tertidur, menyongsong keheningan waktu. Saatnya berdamai dengan segala hiruk pikuk kehidupan dunia di saat terang.

Semoga bukan gelap yang menemaniku, karena warna warni kan menghangatkan hari dan hati sepiku.
---000---



special thanks for my " hunnybunnybuddy"

atas uluran kukuh lenganmu, membantuku tegak berdiri




---000---

Tidak ada komentar:

Posting Komentar